Minggu, 19 Agustus 2018

Kelas Inspirasi Yogyakarta #6 2018 - Sekolah di Atas Bukit

SDN Gelaran 2, Gunungkidul, DIY




Bukan, ini bukan sekolahku. Tapi aku belajar banyak hal dari sini.

Di sekolah ini, ngga perlu bayar puluhan juta demi mengenyam pendidikan yang layak. Cukup dengan semangat dan tekad yang kuat demi meraih cita-cita. Juga ngga ada yang namanya macet tiap jam berangkat dan pulang dari sekolah ini. Karena hampir semua siswanya berjalan kaki, bahkan sampai beberapa kilometer jauhnya. Anak-anak usia kelas 2 SD jalan kaki sendiri, naik turun bukit di siang yang terik, bukan hal yang baru di sini.

Begitu masuk ke sekolah, aku disambut dengan tatapan penasaran. Malu-malu, mereka mencoba menyapa. Spontan aku tersenyum lebar. Aku baru tau, aku bisa segitu senengnya cuma karena disapa anak-anak yang ngga aku kenal. Mereka kira aku guru, sampai-sampai mereka iseng tanya ini itu. Padahal justru, aku yang belajar banyak dari mereka.

Walaupun kelasnya cuma ada 6, tapi tiada hari tanpa berangkat ke sekolah. Buat mereka, mending ke sekolah daripada bolos dan nge-game seharian. Karena di sekolah, bisa ketemu teman-teman. Lah kalau bolos, kan sendirian. Kecuali bolosnya berjamaah sih... Hehe.

Sumber: dokumen pribadi


Anak-anak emang banyak macemnya. Ada yang pemalu, tapi lebih banyak yang ngga tau malu. Mereka nakal, tapi aku lebih suka menyebut mereka aktif dan kreatif.
Senyuman selalu terpancar di wajah meraka. Sorot mata mereka yang selalu ingin tau, dan waktu mereka berebut salaman sama aku, itu bikin terharu banget rasanya.

Sumber: dokumen pribadi


Seneng banget waktu tau banyak dari mereka yang punya cita-cita baru. Ada yang pengen jadi notaris, akuntan, pencerita, pegawai pajak, fotografer, apoteker... ngga cuma dokter dan guru.
Setelah pulang dari sini, aku jadi sadar kalau ternyata masih ada harapan untuk masa depan adik-adik kita. Bahkan cita-cita sesederhana ingin membanggakan orang tua, itu udah luar biasa. 
Bukannya semua anak pengen bikin orang tuanya bangga?😊 

Sumber: dokumen pribadi


Sampai jumpa, SDN Gelaran 2! πŸ™ŒπŸ˜€

Kamis, 10 Mei 2018

[BOOK REVIEW] Meruntih Berang Ivanna Van Dijk oleh Risa Saraswati UPDATE!

Ivanna Van Dijk sebenarnya sudah diceritakan di buku Maddah, seri kedua dari Danur. Tetapi atas permintaan penggemar, Risa Saraswati akhirnya menuliskan kisah Ivanna Van Dijk dalam satu buku berjudul “Meruntih Berang Ivanna Van Dijk”. Di dalam buku ini diceritakan secara tuntas bagaimana awal kehidupan Ivanna hingga akhirnya ia menjadi hantu yang paling ditakuti oleh William, Hans, Janshen, Peter, dan Hendrick.

Saya sendiri salah satu penggemar kisah sahabat-sahabat Teh Risa, sejak awal kemunculannya dengan menulis buku Danur. Setelah Danur, Teh Risa kemudian menerbitkan beberapa novel dengan tema serupa seperti Sunyaruri, Maddah, r.i.s.a.r.a, Catatan Hitam, Asih, Samantha, William, Hans, Janshen, Peter, dan Hendrick. Dari buku Maddah, terdapat sekelumit kisah tentang Ivanna yang dikenal galak dan menyeramkan. Juga Elizabeth, yang diceritakan sebagai musuh bebuyutan Ivanna. Dua nama itu, akan muncul di dalam buku ini.

“Selamat datang di kehidupan Ivanna Van Dijk. Semoga suatu saat kalian bisa bertemu dengannya dan merasakan bagaimana rasanya menjadi aku saat berhadapan dengan dia...”



Sumber: dokumen pribadi

Keterangan Buku:
Judul:                              Meruntih Berang Ivanna Van Dijk
Penulis:                           Risa Saraswati
Editor:                             Maria Lubis, Reddy Cahaya
Penyelaras aksara:          Risa Saraswati
Penata letak:                   Fian Afandi
Desainer sampul:           Chindera Asih R.S.
Penerbit:                        Self-publishing 
Terbit:                             2018
Tebal:                              230 hlm.


Salah satu daya tarik dari buku ini adalah desain sampulnya. Desain sampul karya Chindera Asih R.S. ini terkesan misterius sekaligus menarik. Pertanyaan seperti “Siapa mereka?” atau “Siapa laki-laki itu?” bahkan “Apa yang terjadi dengan Ivanna Van Dijk?” adalah pertanyaan yang terlintas di pikiran saya saat pertama kali melihat buku ini. Dikatakan akun Instagram @sarasvamily kalau buku ini sudah masuk toko buku, kemungkinan akan memiliki desain sampul yang berbeda dengan desain sampul buku saat pre-order. Yah, saya sudah cukup puas dengan memesan buku ini lebih awal, bonus tanda tangan Teh Risa lagi, hihi.

Kisah Ivanna Van Dijk dibuka dengan prolog dari Teh Risa tentang proses penulisan buku ini. Ia meneceritakan bahwa Ivanna adalah hantu yang paling sulit didekati. Alih-alih bercerita, Ivanna justru meneror Teh Risa sampai sebulan lamanya. Tapi justru itu yang membuat buku ini patut dibaca. Dari teror Ivanna itulah, saya ikut larut dalam kemarahan dan kesedihan Ivanna, sampai ke halaman terakhir buku ini

Secara keseluruhan, buku ini  benar-benar a must have untuk melengkapi seluruh kisah hantu yang diceritakan Risa Saraswati. Kisah Ivanna sendiri, berbeda dengan kisah Samantha atau Asih. “Meruntih Berang Ivanna Van Dijk” membuat saya terpekur dalam dan berpikir keras pada pertanyaan “Apa salah keluargaku?” yang hanya bisa dijawab saat membaca buku ini. Inti dari kisah Ivanna adalah betapa satu hal kecil, bisa mempengaruhi seluruh Londo di kota Bogor dan Bandung pada zaman itu, bahkan menghancurkan sebuah keluarga yang sebenarnya, sangat bahagia.

Tanpa mengurangi pengaruh kuat dari Ivanna dalam kisah ini, saya sedikit terganggu dengan tata letak layout per bab yang terkesan seadanya, karena hanya mengambil gambar dari internet, bukan berupa desain khusus seperti pada buku Danur dan Maddah. Terdapat beberapa kesalahan tulis di kata-kata tertentu, padahal pada halaman awal tertera kalau Risa Saraswati sebagai penulis sekaligus proofreader. Selain itu, font yang digunakan dalam buku ini cenderung lebih besar daripada buku dan novel kebanyakan, yang mungkin memang dimaksudkan untuk mempermudah saat membaca.



Sumber: dokumen pribadi

Terlepas dari beberapa hal tersebut, saya suka sekali dengan pembatas buku Ivanna Van Dijk! Di setiap judul bab yang diceritakan pun, menggunakan font yang berbeda, seolah mewakilkan perasaan yang ingin disampaikan kepada pembaca. I can’t stop reading until the very last word!

Buku ini cocok dibaca oleh siapapun dan kapanpun. Bahkan meski bertema supranatural, kisah Ivanna sama sekali bukan untuk menakut-nakuti, tetapi justru membuat saya sadar bahwa ‘mereka’ dulunya juga manusia yang memiliki perasaan dan kehidupan, sama seperti kita. Sesuai judulnya “Meruntih Berang Ivanna Van Dijk” hati saya merintih sesaat setelah menamatkan kisah ini. Saya hanya berharap semoga Ivanna, suatu hari nanti bisa ‘pulang’ ke tempat yang lebih baik.

UPDATE

Seperti yang saya bilang sebelumnya, menurut akun Instagram @sarasvamily, sampul buku Ivanna Van Dijk ini akan berbeda saat pre-order dan saat sudah resmi dirilis di toko buku. 

Ivanna Van Dijk sudah beredar di toko buku kesayangan Anda




Halaman sampul per bab

Saya juga sempat sedikit berkomentar tentang desain halaman sampul per bab yang berbeda dengan tampilan buku Risa Saraswati sebelumnya. Terjawab sudah! Foto di atas adalah tampilan terbaru dari halaman sampul per bab dari buku Ivanna Van Dijk. Dan semua bab memiliki tampilan sama, tidak seperti terbitan sebelumnya yang memiliki desain khusus di tiap bab.

Buku Ivanna Van Dijk (sebelumnya berjudul Meruntih Berang Ivanna Van Dijk) yang saya temukan di toko buku, adalah buku Ivanna yang telah disempurnakan. Diterbitkan oleh Bukune, buku ini dibanderol dengan harga Rp71.500,- sudah termasuk PPn. Kalau kalian pergi ke toko buku, akan mudah menemukan sosok Ivanna yang terlihat angkuh tetapi rapuh, menunggu untuk kalian simak kisahnya.

Buku Ivanna Van Dijk mendapatkan 4 dari 5 bintang.